Rumah Adat Batak Provinsi Riau di Duri
Jl. Rangau KM.7 Duri
Perkenalan
Suku Batak memiliki enam anak suku, diantaranya adalah Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungan, Batak Toba, Batak Ankola, dan Batak Mandailing. Setiap suku memiliki ciri khas dan seni arsitektur yang menarik. Untuk kali ini kita akan membahas mengenai rumah adat Batak Toba, yang merupakan salah satu suku adat di Batak paling populer.
Rumah adat Batak Toba adalah Rumah Bolon yang umumnya terdiri dari dua bagian antara lain rumah dan sopo atau lumbung padi. Lumbung padi tersebut berada di depan rumah yang dibatasi dengan pelataran luar. Pelataran tersebut berfungsi sebagai ruang bersama warga. Rumah adat yang memiliki banyak hiasan disebut dengan rumah Gorga Sarimunggu atau Jabu Batara Siang. Sedangkan rumah adat yang tidak dihias disebut dengan Jabu Ereng atau Jabu Batara Suang.
Rumah Bolon adalah rumah adat dari suku Batak yang ada di Indonesia. Rumah Bolon berasal dari daerah Sumatera Utara. Rumah Bolon adalah simbol dari identitas masyarakat Batak yang tinggal di Sumatera Utara. Pada zaman dahulu kala, rumah Bolon adalah tempat tinggal dari 13 raja yang tinggal di Sumatera Utara.  Ada beberapa jenis rumah Bolon dalam masyarakat Batak yaitu rumah Bolon Toba, rumah Bolon Simalungun, rumah Bolon Karo, rumah Bolon Mandailing, rumah Bolon Pakpak, rumah Bolon Angkola. Setiap rumah mempunyai ciri khasnya masing-masing.Sayangnya, rumah Bolon saat ini jumlah tidak terlalu banyak sehingga beberapa jenis rumah Bolon bahkan sulit ditemukan.Saat ini, rumah bolon adalah salah satu objek wisata di Sumatera Utara. Rumah Bolon adalah salah satu budaya Indonesia yang harus dilestarikan.

Bentuk
Rumah Bolon memilik bentuk persegi empat. Rumah Bolon mempunyai model seperti rumah panggung. Rumah ini memiliki tinggi dari tanah sekitar 1,75 meter dari tanah. Tingginya rumah Bolon menyebabkan penghuni rumah atau tamu yang hendak masuk ke dalam rumah harus menggunakan tangga. Tangga rumah Bolon terletak di tengah-tengah badan rumah. Hal ini mengakibatkan jika tamu atau penghuni rumah harus menunduk untuk berjalan ke tangga. Bagian dalam rumah Bolon adalah sebuah ruang kosong yang besar dan terbuka tanpa kamar. Rumah berbentuk persegi empat ini ditopang oleh tiang-tiang penyangga. Tiang-tiang ini menopang tiap sudut rumah termasuk juga lantai dari rumah Bolon. Rumah Bolon memiliki atap yang melengkung pada bagian depan dan belakang. Rumah Bolon memilik atap yang berbentuk seperti pelana kuda.

Ciri Khas

Rumah Bolon dapat menjadi rumah adat Sumatera Utara karena dianggap memiliki beberapa keunikan tersendiri dalam desain arsitekturnya. Keunikan inilah yang kemudian menjadi ciri khas sekaligus pembeda rumah adat ini dengan rumah adat provinsi lainnya di Indonesia.
Ciri khas dari rumah Bolon adat Batak tersebut antara lain:
1.                 Memiliki atap yang bentuknya seperti pelana kuda dengan sudut yang sangat sempit sehingga cukup tinggi.
2.    Dindingnya pendek tapi cukup untuk berdiri karena rumah tidak dilengkapi dengan plafon.
3.    Dinding bagian atas dilengkapi dengan anyaman-anyaman yang mempercantik penampilan rumah.
4.                    Di atas pintu depan terdapat gorga atau lukisan hewan, seperti cicak dan kerbau yang didominasi dengan warna merah, hitam, dan putih. Gambar cicak merupakan simbol bahwa masyarakat Batak adalah masyarakat yang memiliki rasa persaudaraan yang begitu kuat antar sesamanya, sedangkan gambar kerbau adalah simbol ucapan terimakasih. 

PROFIL RUMAH ADAT BATAK PROVINSI RIAU DI DURI


Rumah Adat Batak Provinsi Riau di Duri yang bertempat di Jalan Rangau KM 7 Kelurahan Pematang Pudu Kecamatan Mandau Kabupeten Bengkalis

Rumah Adat Batak Provinsi Riau di Duri adalah Rumah Adat Batak yang didirikan oleh seorang Ibu yang mempunyai 10 anak, yaitu Ibu Nursita Nainggolan. Peletakan batu pertama/ Marmula hau yang dilakukan pada tanggal 23 September 2013. Ada beberapa alasan dari beliau mendirikan Rumah Adat Batak Provinsi Riau di Duri yaitu :
1. Sebagai upaya memajukan dan mengembangkan seni budaya serta tradisi kebudayaan suku Batak di Riau khususnya dan Indonesia pada umumnya dan sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Pusat dalam mengembangkan Pariwisata di Indonesia yang salah satu lokasi prioritasnya adalah di Riau (Pulau Rupat)..
2.  Dengan diresmikannya Rumah Adat Batak Provinsi Riau di Duri menandakan Program Pemerintah telah dilaksanakan dan didukung baik oleh suku bangsa Batak.
3.  Seni Budaya Batak dapat diperkenalkan pada semua lapisan masyarakat terutama generasi muda menjadi asset nasional dalam mempertahankan nilai budaya nasional sebagai jati diri bangsa Indonesia.
4.    Mengembalikan fungsi dan nilai sejarah Batak di Riau.
5. Terbangunnya wisata budaya yang representative di Riau yaitu melalui terbangunnya rumah adat Batak provinsi Riau di Duri.
6.   Terpeliharanya nilai-nilai budaya terutama nilai budaya adat Batak di provinsi Riau.
7.  Tersedianya lapangan pekerjaan di sector pariwisata sebagai upaya mengatasi persoalan ketenaga kerjaan di kota Duri.
8. Menumbuh kembangkan kuliner dan kerajinan tangan melalui UKM dengan melibatkan dinas terkait.

         Secara umum kawasan Rumah Adat Batak Provinsi Riau di Duri,Yayasan Wisata Raja Tawar Mula Jadi merupakan salah satu karya suku Bangsa Batak untuk kekayaan seni budaya  di Riau pada Khususnya dan Indonesia pada umumnya. Menjadi tanggung jawab moral anak bangsa dalam memajukan seni budaya serta karya seni lainnya. SENI BUDAYA BATAK WAHANA PELANGI NUSANTARA  inilah menjadi tujuan kita bersama.
            Fungsi utama yang diharapkan pada lembaga atau yayasan Raja Tawar Mula Jadi adalah mengembangkan sektor pariwisata dengan mengacu kepada potensi yang dimiliki serta menggali kembali kekayaan nilai-nilai yang terkandung dalam seni budaya Batak. Pengembangan sektor pariwisata ini diharapkan merupakan peluang dalam menciptakan lapangan kerja seluas luasnya. Hal ini tertuang dalam pengembangan jangka pendek menengah dan jangka panjang.
            Dalam pengembangan sektor pariwisata tidak terlepas dari kerjasama pihak pemerintah, swasta dan dunia usaha serta tokoh masyarakat alim ulama dan cerdik pandai sehingga pengembangan sektor pariwisata merupakan warisan yang akan diberikan kepada anak cucu kita dikemudian hari sehingga kita mempunyai tanggung jawab menjaga kelestarian lingkungan. Pengembangan sektor pariwisata juga mencerminkan jati diri serta kepribadian bangsa Indonesia.
            Majulah pariwisata Kabupaten Bengkalis, Riau dan Indonesia  HORAS...HORAS...HORAS.




GALERI DARI RUMAH ADAT BATAK PROVINSI RIAU di DURI  JALAN RANGAU KM 7 KELURAHAN PEMATANG PUD, KECAMATAN MANDAU, KABUPATEN BENGKALIS













Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. ᯔᯥᯞᯪᯀᯖᯩ ᯔ ᯑᯪ ᯇᯔᯩ᯳ᯑ ᯒᯪᯀᯥ ᯉᯇᯖᯮᯇᯂᯉᯬ᯲ ᯒᯮᯔ ᯅᯖᯂ᯲ ᯀᯉᯬ᯲

    BalasHapus

Posting Komentar